Selasa, 19 April 2011

Pengertian Mikro Teaching

pengertian micro teaching

Guru (tenaga pendidik) yang efektif adalah mereka yang berhasil membawa peserta didik mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam pendidikan. Keberhasilan pembelajaran yang efektif memuat dua tolak ukur yakni tercapainya tujuan dan hasil pembelajaran. Untuk mencapai efektifitas pembelajaran yang meliputi keterampilan membuka dan menutup proses pembelajaran, keterampilan menjelaskan, keterampilan bertanya, keterampilan menggunakan variasi, keterampilan memberi penguatan, dan sebagainya.

Untuk dapat menguasai berbagai keterampilan dasar pengajaran dan pembelajaran tersebut maka tenaga pendidik perlu berlatih satu demi satu keterampilan tersebut agar mendalami makna dan strategi penggunaannya pada proses pembelajaran. Keterampilan dasar mengajar dapat diperoleh melalui pengajaran mikro atau micro teaching. Oleh karena itu pengajaran mikro sangat dalam bentuk peer teaching diperlukan dengan harapan agar para tenaga pendidik dapat sekaligus menjadi observer temannya sesama tenaga pendidik, dengan harapan masing-masing tenaga pendidik dapat saling memberikan koreksi dan masukan untuk memperbaiki kekurangan penguasaan keterampilan dasar dalam mengajar.



Pengajaran mikro telah dipraktikan secara meluas dalam latihan keguruan di seluruh dunia sejak diperkenalkan di Stanford University oleh Dwight W. Allen, Robert Bush dan Kim Romney pada tahun 1963, dalam rangka menemukan metode latihan bagi para calon guru yang lebih efektif, perbuatan mengajar yang kompleks itu kemudian dibagi-bagi menjadi sejumlah keterampilan agar mudah dipelajari. Disamping itu, diteliti pula cara-cara menggunakan metode secara fleksibel dan disertai pertanyaan-pertanyaan sebagai reinforcement.
Untuk dapat memahami micro teaching atau pengajaran mikro bagi calon tenaga pendidik, dikemukakan beberapa asumsi dasar, yaitu:

a. Pada umumnya guru tidak dilahirkan tetapi dibentuk terlebih dahulu.

b. Keberhasilan seseorang menguasai hal-hal yang lebih kompleks ditentukan oleh keberhasilannya menguasai hal-hal yang sifatnya lebih sederhana. Dengan terlebih dahulu menguasai berbagai keterampilan dasar mengajar, maka akan dapat dilaksanakan kegiatan mengajar secara keseluruhan yang bersifat kompleks.

c. Dengan menyederhanakan situasi latihan maka perhatian dapat dilakukan sepenuhnya kepada pembinaan keterampilan tertentu yang merupakan komponen kegiatan mengajar.

d. Dalam latihan-latihan yang sangat terbatas, calon guru lebih mudah mengontrol tingkah lakunya jika dibandingkan dengan mengajar secara global yang bersifat kompleks.

e. Dengan penyederhanaan situasi latihan, diharapkan akan memudahkan observasi yang lebih sistematis, obyektif serta pencatatan yang lebih teliti. Hasil dari observasi ini diharapkan dapat digunakan sebagai balikan calon guru tentang kekurangan yang dilakukan dan segera diketahui yang selanjutnya akan diperbaiki pada kesempatan latihan berikutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar